Suratno Jadi Inspirasi Siswa Aktif Ikut Lomba Kartun Internasional

Ada banyak cara untuk mengajak peserta didik dalam berkreasi. Satu diantaranya sebagaimana dilakukan oleh guru seni rupa SMPN 17 Semarang Suratno. Ratno, begitu ia disapa mengajak anak didiknya untuk tampil di kancah internasional melalui kontes kartun.

NAMA Suratno, bagi siswa maupun alumni SMPN 17 sangat dikenal. Metode pengajaran seni rupa yang terbilang "berbeda" membuat bapak satu anak warga Medoho Asri 11 C Sambirejo, Kecamatan Gayamsari itu "ada di hati" siswa maupun alumni.
Untuk menanamkan seni rupa, Ratno, sapaan akrabnya, melalui pendekatan personal, baik kepada siswa maupun orangtuanya. Di tengah kesibukan mengikuti kontes kartun internasional dalam setahun terakhir dan mengajar, ia juga berkegiatan sosial dengan memberi pelatihan melukis kartun kepada kaum difabel.
Beragam penghargaan lomba karikatur, kartun ia ikuti mulai dari tingkat Kota Semarang, Polda Jateng, hingga tercatat sebagai finalis lomba kartun di Ukraina, Italia, Mesir, Kroasia, dan Belgia. Terakhir, ia meraih penghargaan Honorable Mention dalam sebuah lomba kartun internasional di Slovakia.
Lelaki yang selalu mengenakan kopyah hitam itu juga sering mendapat pesanan karikatur dari berbagai negara, seperti Selandia Baru, Australia, Belanda, Prancis, Ukraina, China, Belanda maupun pejabat di lingkungan Polda Jateng, PLN dan Bank Jateng. Dari pengalaman itu, ia lalu mengajak murid-muridnya untuk ikut serta. Selain mengajar seni rupa di kelas, Ratno bahkan memberikan pelatihan khusus.
''Anak-anak saya suruh membuka gambar Ratno Karikatur melalui Google untuk mengetahui gambar saya. Yang tertarik akan saya ajari secara khusus,'' kata Lelaki kelahiran Semarang 5 Juni 1963 itu.
Tak hanya membimbing dari segi teknis, Ratno juga mengenalkan murid-muridnya bagaimana cara menggali ide. Cara tersebut ia peroleh dari sejumlah relasinya, seperti Jitet dan Yehana SR.
''Saya jelaskan kepada anak. Ada cara pengulangan. Setelah saya mempraktikkan cara pengulangan, ternyata karya saya masuk katalog. Saya menggambar kapal berisi air dan di atasnya ada kapal lagi. Ada juga cara logika terbalik dan lain sebagainya,'' jelasnya.

Ajakan Ratno mendapat sambutan hangat dari anak didiknya. Mereka cukup antusias untuk mengikuti kontes internasional di sejumlah negara. Mereka bahkan meluangkan waktu untuk belajar menggambar kartun di luar jam sekolah. Dan kemarin, siswa SMPN 17 Semarang berkumpul di ruang perpustakaan untuk belajar menggambar. Meski jadwal sekolah belum aktif, mereka tampak antusias.
''Ke depan anak didik mau saya ikutkan lomba internasional secara massal. Saya ingin memecahkan rekor dengan jumlah kontestan terbanyak. Kalau bisa mengalahkan Iran. Tiap ada lomba, peserta dari Iran selalu mencapai 200-an. Diharapkan dari SMP 17 Semarang ada 250 siswa yang ikut,'' katanya.
Upaya Ratno juga mendapatkan dukungan dari sekolah. Sekolah memfasilitasi peserta didik melalui ekstrakurikuler kartun yang dijadwalkan mulai dibuka pada tahun pelajaran 2017/2018 ini. ''Di samping ada ekstrakurikuler kartun, kami juga memberikan pelatihan mengartun bagi alumni,'' ujarnya.
Tujuannya, kata Ratno, agar setelah lulus mereka bisa mandiri mengikuti lomba tersebut. Tak hanya itu, menurut Ratno, dengan ikut serta dalam kontes kartun internasional peserta didiknya bisa belajar dari karya-karya kartunis luar. Harapannya, bisa mengukir prestasi.
''Semakin sering ikut lomba, ide-ide kartun yang muncul akan semakin bagus. Sehingga kemungkinan menang semakin besar. Sekali juara hadiahnya bisa untuk modal usaha,'' harapnya.
Saat ini sudah ada belasan siswa SMPN 17 Semarang yang aktif mengikuti lomba kartun internasional. Cindy Maharani (15) siswi kelas IX misalnya. Sejak duduk di bangku SD, Cindy memang suka menggambar. Ikut lomba internasional membuatnya banyak belajar. Meski tergolong pendatang baru, karya-karyanya sudah berhasil masuk seleksi dari ribuan karya dalam sebuah ajang lomba internasional.
''Tapi belum bisa masuk final,'' ujarnya.
Siswa lainnya, Rahma Sekar (14) yang kini naik kelas IX juga minat. Beberapa kali karyanya masuk seleksi lomba kartun internasional. Yang terbaru, karyanya masuk list selected dalam lomba kartun bertemakan hewan piaraan. Rahma termasuk yang paling rajin di antara teman-temannya. Ia paling banyak memiliki koleksi gambar kartun.
''Kepingin juara internasional. Jadi kirim sebanyak-banyaknya,'' pesannya.
Ada pengalaman menarik saat Ratno dan anak didiknya mengikuti lomba Animal Cartoon 2017 Serbia. Baik Ratno dan muridnya mengirimkan karya dalam lomba tersebut. Namun yang masuk final justru muridnya yang baru pertama kali ikut lomba internasional.
''Ya seneng banget. Jarang ada seumuran aku bisa ngalahin kartunis dewasa,'' kata Dian Putri Anggreini (14) yang kini naik kelas IX.
Dian yang warga Taman Seroja Timur 2 No 12 Semarang Tengah itu baru mengikuti tiga lomba internasional. Selama ini dia hanya aktif di lomba-lomba tingkat provinsi dan nasional. Dia juga pernah juara FLS2N tingkat provinsi saat masih kelas 5 SD. Juga masuk nominasi nasional. ''Ikut lomba internasional lebih menantang,'' katanya bangga. (KS)

Comments