Kritik Praktek Kekerasan di Sekolah dan Bangku Perkuliahan Lewat Lagu

...Tolong hentikan
mimpi buruk berseragamku
teror bertubi sepanjang waktu
selama masih kujumpai buku bangku
hingga interaksi sosial
di sekolahku...

ITULAH petikan lirik lagu judul lagu Kegiatan Belajar Menghajar yang dinyanyikan grup band Screaming School yang diluncurkan pada 2017 ini setelah lima tahun grup yang digawangi Joned Arjuna (Vocalis dan Gitar), Ricky Hari (Drum) dan Yudha Ferry (Bass) sempat vakum alias tidak merilis karya baru.
Joned Arjuna, kepada saya menuturkan, single yang juga disertai dengan video klip itu bercerita seputar masalah yang dijumpai didalam dunia pendidikan. Lagu itu lebih dikonsentrasikan kepada permasalahan penganiayaan yang pasti dan masih terjadi di lingkungan sekolah maupun perkuliahan.
''Untuk detail tema lagunya diangkat dari sisi pandang korban yang mengalami penganiayaan itu sendiri,'' katanya.
Video yang disutradarai oleh Aldian Jack Kusni dan Jesta serta berdurasi kurang lebih tiga setengah menit itu banyak menampilkan adegan band, serta video visual yang menggambarkan sosok teraniaya secara fisik maupun verbal.
Terselip juga didalam klip ini visual yang menyuarakan pesan lewat tulisan yang menyampaikan bahwa kekerasan dan penganiayaan nyata terjadi disekitar, lebih spesifiknya di sekolah maupun lingkungan perkuliahan tempat dimana seharusnya karakter seseorang terbentuk oleh pendidikan, yang disemua sisinya diharapkan kebaikan yang akan mengikutinya.
''Tujuan yang ingin kami capai dalam lagu dan video kali ini selain menghibur adalah untuk merangsang dan mengajak semua pihak mencari tahu guna mengenal lebih dalam apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya penganiayaan, mengenal tindakan apa saja yang termasuk dalam kategori penganiayaan, serta betapa pentingnya bagi korban untuk memiliki keberanian,'' paparnya.
Bukan berarti untuk mengajak korban melawan dengan metode kekerasan pula, namun kata Joned, dengan keberanian mengungkap kepada figur otoritas sekolah merupakan pertolongan pertama bagi korban sendiri. Yang diharapkan sangat membantu upaya untuk menghentikan kesinambungan praktek penganiayaan tersebut dikemudian hari.
''Banyak penganiayaan terjadi secara berkelanjutan bahkan turun temurun (baik secara verbal maupun mengarah ke fisik) yang dikarenakan ketidakpedulian pihak ketiga yang menyaksikan kejadian namun tidak terlibat secara langsung,'' tandasnya. Ketidaktahuan masyarakat, imbuh Joded, dan ketidakpedulian pihak ketiga mengenai tindakan yang termasuk dalam kategori penganiayaan serta ketidakberanian korban dalam menguak atau mengungkap praktek penganiayaan yang mereka alami adalah pupuk bagi suburnya benih-benih praktek penganiayaan di lingkungan sekolah maupun perkuliahan.
Terlebih hal yang sering dianggap sepele namun mampu menjadi titik awal serta mengaburkan praktek penganiayaan, yang tak lain adalah kelakar atau guyonan hingga saat ini masih terjadi dan masih sedikit orang yang menyadari bahwa hal tersebut merupakan salah satu bentuk penganiayaan dari sisi verbal selain tindakan verbal lainnya yang jauh lebih memberikan efek tekanan dan ketakutan bagi korbannya. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada anugerah berupa rasa takut.
''Inti pesan yang hendak kami sampaikan adalah bahwa suatu perubahan membutuhkan keberanian, serta kekerasan tidaklah menjangkau apapun terlebih solusi. Penganiayaan dilingkungan sekolah dan perkuliahan bisa dihentikan selama pihak terkait yang mencakup lingkungan tidak enggan untuk menyampaikan dan mengedukasi kepada semua orang serta bertindak bila menjumpai atau mengalami penindasan tersebut,'' jelasnya.
Proses rekaman untuk album, kata Joned sebenarnya sudah dilakukan 2012 dan selesai pada 2014 di Al studio yang banyak dibantu oleh Hamzah Kusbiyanto sebagai juru rekam serta tata suara.
Proses bergumul dengan metronome yang memakan waktu selama itu bukannya tanpa sebab, harus diulangnya proses perekaman pada departemen gitar yang kala itu sudah hampir selesai lima buah lagu merupakan salah satu kendala yang cukup menyita waktu.
Dalam waktu dekat, Screaming School juga akan merilis album baru berjudul Trinitas (Jnana, Jwalita, Jaggaddhita) yang berisi delapan lagu serta single terbaru berjudul "Mangsa Pariwara". Kita tunggu saja bagaimana ampuhnya karya baru band yang berdiri pada 2005 di Kota Semarang ini. (KS)

Comments