GEMERICIK air dan deru suara diesel perahu motor terdengar menyatu ketika perahu yang ditumpangi Bupati Demak HM Natsir, relawan PMI, anggota Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) bersama sejumlah kepala dinas menyusuri kawasan mangrove Desa Berahan Wetan, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak. Disela rerimbunan mangrove, beberapa warga nampak memancing ikan. Ada pula yang menjaring dari atas perahu.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, rombongan pun sampai di Pantai Tirang. Sebuah pantai berpasir putih yang bersih dan memanjang ke Utara. Di sisi Selatan, nampak ribuan mangrove dengan tinggi sekitar satu meter terhampar dan sesekali bergoyang karena dihempas ombak.
''20 tahun yang lalu, kawasan yang kini ditanami mangrove adalah tambak milik warga, tetapi abrasi telah menenggelamkannya. Penanaman mangrove ini upaya untuk mengatasi abrasi yang lebih luas. Juga membuat musibah menjadi berkah, karena tempat ini secara resmi menjadi ekowisata baru di Kabupaten Demak,'' tutur Natsir.
Natsir pun berharap, paska diresmikannya ekowisata tersebut, pihaknya bersama masyarakat akan terus mengembangkan dengan menambah infrastruktur seperti tempat parkir pengunjung, maupun perbaikan jalan. Masyarakat pun dapat kembali mengembangkan budidaya udang maupun kepiting.
Tinjauan tanaman mangrove itu merupakan rangkaian Peringatan Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta Penandatangan Prasasti Peresmian Kawasan Konservasi Mangrove Program Pertama PMI Kabupaten Demak di Dukuh Menco, Desa Berahan Wetan, Kecamatan Wedung.
Ketua PMI Kabupaten Demak, Singgih Setyono menjelaskan, dari target penanaman mangrove sebanyak 75 ribu, justru yang sudah tertanam mencapai 90 ribu mangrove. Tingkat kesuksesannya pun mencapai angka 96 persen hingga 98 persen.
''Selain penanaman mangrove, melalui kelompok Sibat, kami memberikan pelatihan penanggulangan bencana, kapasitas SDM, pelatihan pengelolaan pesisir secara terpadu, serta pelatihan mata pencaharian alternatif,'' katanya.
Program yang dilaskanakan di Desa Berahan Wetan, Babalan, dan Kedungmutih yang tiga-tiganya berlokasi di Kecamatan Wedung, itu juga telah menciptakan kerjasama untuk membeli mobil untuk angkutan wisatawan. Melalui Sibat pula, ia berharap tim itu memberikan kampanye kesiapsiagaan bencana, advokasi kebijakan di kawasan pesisir, serta membantu pemerintah desa dalam upaya perlindungan mangrove.
''PMI dan Sibat disini tidak hanya kegiatan donor darah dan tim dapur umum, tapi juga jadi water rescue, membantu sesama, serta menjadi pelopor dalam pengembangan pariwisata,'' harapnya.
Singgih menambahkan, dibuatnya destinasi ekowisata itu didapat melalui proses kerjasama PMI Kabupaten Demak dengan American Red Cross dan USAID yang secara khusus membantu daerah yang memiliki masalah abrasi dan lingkungan.
''Ke depan, kita akan tambah fasilitas kuliner eksklusif di atas karamba, dengan menu kepiting, udang dan kerang. Nanti yang mengelola ya masyarakat melalui Tim Sibat. Masyarakat juga diuntungkan dengan pembuatan bibit mangrove yang juga nantinya dijual kembali,'' paparnya. (KS)
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, rombongan pun sampai di Pantai Tirang. Sebuah pantai berpasir putih yang bersih dan memanjang ke Utara. Di sisi Selatan, nampak ribuan mangrove dengan tinggi sekitar satu meter terhampar dan sesekali bergoyang karena dihempas ombak.
''20 tahun yang lalu, kawasan yang kini ditanami mangrove adalah tambak milik warga, tetapi abrasi telah menenggelamkannya. Penanaman mangrove ini upaya untuk mengatasi abrasi yang lebih luas. Juga membuat musibah menjadi berkah, karena tempat ini secara resmi menjadi ekowisata baru di Kabupaten Demak,'' tutur Natsir.
Natsir pun berharap, paska diresmikannya ekowisata tersebut, pihaknya bersama masyarakat akan terus mengembangkan dengan menambah infrastruktur seperti tempat parkir pengunjung, maupun perbaikan jalan. Masyarakat pun dapat kembali mengembangkan budidaya udang maupun kepiting.
Tinjauan tanaman mangrove itu merupakan rangkaian Peringatan Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta Penandatangan Prasasti Peresmian Kawasan Konservasi Mangrove Program Pertama PMI Kabupaten Demak di Dukuh Menco, Desa Berahan Wetan, Kecamatan Wedung.
Ketua PMI Kabupaten Demak, Singgih Setyono menjelaskan, dari target penanaman mangrove sebanyak 75 ribu, justru yang sudah tertanam mencapai 90 ribu mangrove. Tingkat kesuksesannya pun mencapai angka 96 persen hingga 98 persen.
''Selain penanaman mangrove, melalui kelompok Sibat, kami memberikan pelatihan penanggulangan bencana, kapasitas SDM, pelatihan pengelolaan pesisir secara terpadu, serta pelatihan mata pencaharian alternatif,'' katanya.
Program yang dilaskanakan di Desa Berahan Wetan, Babalan, dan Kedungmutih yang tiga-tiganya berlokasi di Kecamatan Wedung, itu juga telah menciptakan kerjasama untuk membeli mobil untuk angkutan wisatawan. Melalui Sibat pula, ia berharap tim itu memberikan kampanye kesiapsiagaan bencana, advokasi kebijakan di kawasan pesisir, serta membantu pemerintah desa dalam upaya perlindungan mangrove.
''PMI dan Sibat disini tidak hanya kegiatan donor darah dan tim dapur umum, tapi juga jadi water rescue, membantu sesama, serta menjadi pelopor dalam pengembangan pariwisata,'' harapnya.
Singgih menambahkan, dibuatnya destinasi ekowisata itu didapat melalui proses kerjasama PMI Kabupaten Demak dengan American Red Cross dan USAID yang secara khusus membantu daerah yang memiliki masalah abrasi dan lingkungan.
''Ke depan, kita akan tambah fasilitas kuliner eksklusif di atas karamba, dengan menu kepiting, udang dan kerang. Nanti yang mengelola ya masyarakat melalui Tim Sibat. Masyarakat juga diuntungkan dengan pembuatan bibit mangrove yang juga nantinya dijual kembali,'' paparnya. (KS)
indah sekali yah nice
ReplyDeleteharga scania truck