Kampung "Bengkel Pintu Mobil" Puspogiwang

Kampung ini dikenal sejak dulu sebagai pusatnya bengkel pintu mobil. Hingga 2017, jumlah bengkel mencapai 18 buah. Padahal, awalnya hanya berdiri satu bengkel pada 1980-an, yakni milik almarhum Kusno. Lalu, bagaimana kisahnya?

SUARA plat besi yang dipukul dengan palu terdengar bergantian dari sudut ke sudut kampung Puspogiwang, Kelurahan Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat. Tak hanya mobil keluaran baru, mobil produksi 1980-an pun terlihat berada di beberapa bengkel yang berdiri di kampung yang bersih dan terlihat hijau karena banyak tumbuh pohon mangga itu.
Kampung Puspogiwang, oleh mayoritas warga sekitar Semarang, lebih banyak disebut sebagai Kampung Bengkel Pintu. Pasalnya, di kampung itu berdiri 18 bengkel stel pintu sejak belasan tahun yang lalu.
Generasi ketiga Bengkel Kasno yang ada di Jalan Puspogiwang Dalam I Nomor 41 RT 5 RW 4, Joko Setiyono (43) mengisahkan, sebelum berdiri belasan bengkel, awalnya kampung itu adalah kampung biasa yang hanya pemukiman warga.
Almarhum Kasno, ayah Joko yang sejak 1976 membuka bengkel perbaikan pintu di Bulustalan pun memutuskan untuk pindah rumah dan bengkel di Jalan Puspogiwang Dalam pada 1979. Hal itu dilakukan karena semakin hari, konsumen yang datang semakin banyak.
''Di Bulustalan dulu tempatnya kecil. Akhirnya Bapak pindah ke Puspogiwang. Para tetangga disini pun kemudian menitipkan anak-anaknya untuk bekerja membantu bapak, dulu jumlah karyawannya ada 11 orang. Setelah mereka mampu menguasai cara dan teknik memperbaiki pintu mobil, mulai 1985 para karyawan bapak membuka bengkel sendiri. Dan sampai saat ini ada 16 bengkel yang ada di kampung ini,'' papar bapak tiga anak itu.
Seperti pantauan KisahSemarangan, selain bengkel Kasno, di kampung itu berdiri pula bengkel stel pintu yang juga ramai dikunjungi pelanggannya. Diantaranya Putra Jaya Sarwono, Joko, Dynasti, Sari Teknik, Sahabat, Kas Jasa, Karya Teknik, Setia Kawan, Teguh, Yanto, Giok, Pratama, Cokro Karya, Karya Teknik Muda.
Menurut Joko lagi, sebelum dirinya melanjutkan usaha yang dirintis ayah kandungnya, usaha itu terlebih dulu diteruskan oleh kakaknya, Parmin. Karena usia yang sudah uzur, Parmin pun melepaskan usaha itu dan meminta Joko untuk meneruskannya.
Dengan banyaknya bengkel stel pintu, Joko mengaku bukan menjadi sebuah saingan dalam menjalankan usaha, akan tetapi keberadaan bengkel yang semakin banyak justru menambah persaudaraan dan saling membantu.
''Misalnya, kalau kita kekurangan bahan baku atau ada kekurangan lain saat memperbaiki kancingan pintu, engsel pintu atau power window, kita bisa meminta tolong teman-teman bengkel lainnya. Jadi, masing-masing kekurangan yang ada bisa saling mengisi,'' katanya.
Joko pun dalam meneruskan usaha ayahnya, selalu mengingat dan menjadikan pesan almarhum Kasno sebagai pedoman sehari-hari dalam melayani pelanggannya, seperti menjaga kualitas kerja dan kualitas hasil yang dikerjakan.
Dengan prinsip itulah, pelanggan Joko yang datang tak hanya pelanggan ayahnya dahulu, tetapi juga pelanggan yang telah turun temurun. Joko juga dipercaya memperbaiki tidak hanya mobil-mobil produksi lama, konsumen yang memiliki mobil baru yang mengalami kerusakan pintu pun mampu diselesaikan dengan baik.
Ditemui terpisah, Kasmino (50) pemilik bengkel pintu Kas Jasa di Jalan Puspogiwang III No 33 menambahkan, sampai 2017 ini ada 18 bengkel stel pintu mobil, dan hanya ada di wilayah RW 3 yang terbagi dalam 5 RT.
''Kalau persaingan tidak ada, kami bersatu dalam Paguyuban Bengkel Pintu Kelurahan Gisikdrono. Soal harga cenderung relatif sesuai kerusakan. Waktu buka pun kalau seperti saya, karena berada di rumah, ya bisa sewaktu-waktu,'' tutur bapak dua anak itu. (KS)

Comments