Kampoeng Wisata Taman Lele Ditemukan 1932 dan "Dihuni" Ribuan Ikan Lele

Keberadaan Kampung Wisata Taman Lele, bagi masyarakat Tugu memiliki cerita tersendiri. Meski, cerita mistis yang justru lebih mendominasi. Di era teknologi modern, kawasan yang ada di Jalan Raya Semarang-Kendal itu terus berkembang dan berbenah. Bagaimana sejarah dan kondisinya sekarang?

KAMPUNG Wisata Taman Lele menjadi satu obyek wisata alam sekaligus taman hiburan keluarga yang terletak di Kota Semarang. Luasnya lebih dari dua hektare. Memiliki aneka permainan untuk keluarga baik permainan air seperti becak air, kolam renang, maupun permainan darat. Terdapat juga kebun binatang mini, serta penginapan.
Saya pun mengunjungi destinasi ini. Sebuah gapura bertuliskan "Kampung Wisata" lengkap dengan udara segar nan sejuk langsung menyambut. Jejeran pepohonan rindang juga berbaris rapi.
Taman yang berada di Jl Walisongo KM 10 ini, memang memiliki nama yang cukup unik, Taman Lele. Tempat ini diberi nama Taman Lele karena pada jaman dulu sebelum dijadikan taman, tempat itu merupakan sebuah hutan dengan sumber mata air yang dipenuhi ikan lele.
Kasubbag TU UPTD Kampung Wisata Taman Lele Semarang Lilis Yaniarti, dan dua staf pun menerima saya dengan ramah. Ia pun mulai menuturkan sejarah awal nama Taman Lele dikenal penduduk.
Sekitar 1932, beberapa warga menemukan sendang yang jernih dan sumber mata air besar. Akan tetapi, di tengah sendang yang disekelilingnya dipenuhi pohon rindang itu, hidup ribuan ikan lele.
''Warga pun saat itu langsung menyebut tempat ini dengan Taman Lele, disusul warga sekitar dan luar daerah yang kemudian datang melihat sendang dengan ribuan ikan lelenya,'' katanya.
Bahkan menurut Lilis, sebagian warga mempercayai, ketika berkunjung pada Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon, akan memperoleh berkah dan air sendang dipercaya sebagai obat awet muda dan mengobati beragam penyakit.
''Dari cerita ini, kami ingin mengemas dan merencanakan membuatnya menjadi paket wisata Festival Lele. Melibatkan masyarakat sekitar, untuk mengangkat sejarahnya. Harapannya, kita ingin mengajak generasi muda untuk menjaga lingkungan agar tempat ini tetap ada, lestari dan muncul kepekaan sosial,'' paparnya.
Lilis juga menjelaskan, setip Kamis malam Jumat Kliwon, atau Jumat Kliwon pagi, menggelar bersih-bersih sendang bersama warga sekitar. Sendang yang tidak pernah kering airnya meski kemarau sekalipun, juga dibudidayakan beragam ikan lele. Lele lokal, lele dumbo dan lele putih.
Para pengunjung juga bisa juga berkeliling di kebun binatang dan bermain air di kolam renang, pengunjung bisa duduk-duduk santai di taman bermain atau danau buatan. Di kedua tempat tersebut, pengunjung bisa menggelar tikar dan menikmati santap siang bersama.
Layaknya permainan di taman kanak-kanak, taman bermain di Taman Lele memiliki arena permainan yang cukup lengkap. Ayunan dan aneka jenis perosotan telah disediakan untuk menghibur sang buah hati.
Bagi pengunjung yang ingin bermalam di tempat wisata itu, juga tersedia penginapan dengan harga sewa yang cukup murah. Kamar-kamar dihadapkan ke danau buatan. Sebuah gazebo juga disediakan untuk duduk-duduk menikmati malam sambil berinternet ria melalui akses Wifi yang tersedia.
Lilis juga mengatakan, pada 1932 hingga 1976 obyek wisata itu dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Kendal. Adanya pemekaran wilayah, taman itu kemudian dikelola Pemerintah Kota Semarang dibawah Dinas Taman Hiburan Rakyat (THR). (KS)

Comments