Hotel Candi Baru Jalan Rinjani 21 Ini Didirikan 1919, Berganti Kepemilikan dan Nama hingga Empat Kali

Hampir di setiap kota-kota besar di Indonesia berdiri hotel-hotel tua yang umurnya melebihi usia republik ini. Di Semarang, salah satu hotel tua, yakni Hotel Candi Baru yang awalnya bernama Hotel Bellave. Hotel yang dibangun pada 1919 itu kini masih eksis dan melayani tamu baik turis mancanegara maupun turis lokal. Bagaimana sejarahnya?

LAHIRNYA Kota Praja Semarang pada 1906, Semarang bawah pun mulai kumuh. Sehingga, pemerintah pun memutuskan untuk membuka kawasan baru, yakni di kawasan Candi Baru yang dirancang oleh Thomas Karsten. Seiring dengan dibukanya kawasan, pembangunan pun dimulai, dari pemukiman, rumah sakit, termasuk fasilitas seperti hotel dan penginapan.
Salah satu hotel yang hingga kini masih eksis dan melayani pengunjung baik turis mancanegara maupun lokal, yakni Hotel Candi Baru yang ada di Jalan Rinjani No 21, Kelurahan Bendungan, Kecamatan Gajahmungkur.
Dari catatan sejarah yang saya peroleh dari Personal Supervisor Hotel Candi Baru, Nur Adi Cahyo N, hotel itu awalnya bernama Bellave. Dibangun pada 1919 pada masa penjajahan Belanda oleh seorang pengusaha bernama Van Demen Wars.

Ketika pecah Perang Dunia II pada 1942, bangunan hotel pun jatuh ke tangan Jepang. Hotel pun berganti nama menjadi Hotel Sakura. Setelah Perang Dunia II berakhir, hotel pun kembali lagi ke tangan pemiliknya. Kemudian, pada 1949, hotel pun dibeli oleh pemilik PT Gentong Gotri, Tik Hong Kongsia dan diubah namanya menjadi NV Hotel Belleve.
Bersamaan dengan aksi-aksi politik yang terjadi di Indonesia, muncul kebijakan yang salah satu diantaranya mengharuskan mengubah nama asing menjadi nama Indonesia yang terjadi sekitar 1960. Maka, pada 1961 dilakukan perubahan nama dari NV Hotel Belleve menjadi PT Hotel Candi Baru di depan notaris Tan dan Sian.
Kemudian, pada 1973 hotel dibeli oleh Ny Meneer dengan tanpa mengganti nama, desain maupun susunan ruang. Perubahan hanya dilakukan pada fasade bangunan. Yang smeula hanya dinding polos, dipercantik dengan ornamen dari kayu agar terlihat lebih menarik. Selanjutnya pada 1990 Hotel Candi Baru kembali berpindah tangan dan menjadi milik pengusaha asal Jakarta bernama Budi Krisnawan Suhargo. Namun, hanya 12 tahun hotel ini berada di tangan Budi sebelum akhirnya diakuisisi oleh PT Sido Muncul pada akhir 2002 hingga saat ini.

Menurut Cahyo, hotel dengan 20 kamar, mulai dari kamar standar berukuran 30 meter persegi, hingga kamar family berukuran 100 meter persegi, terbagi dalam dua lantai. Lantai satu terdapat 14 kamar dan enam kamar di lantai dua. Pengunjungnya pun didominasi turis asal Belanda.
''Tapi, sekarang mulai beragam, turis lokal datang karena memang mencintai dan menghargai bangunan heritage atau bersejarah,'' ujar Cahyo, sapaan akrab Nur Adi Cahyo N.
Cahyo juga menjelaskan, bangunan inti, dari dulu sampai sekarang masih sama. Pengunjung pun bisa merasakan kehidupan abad ke-19 melalui arsitektur dan detail interior. Langit-langit tinggi berkubah, dekorasi kayu, ubin bermotif, dan kaca patri. Setiap kamar juga dilengkapi dengan fasilitas modern, AC dan TV satelit. Selain kamar, juga ada ruang lobby, ruang makan dan meeting room.
''Di luar bangunan terpisah, juga ada Black Canyon Coffee dan On On Pub. Juga ada ruang genset di belakang serta bus yang dulu pernah menjadi cafe. Kalau bangunannya sendiri, pada 4 Februari 1992 sudah ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya (BCB) oleh Pemerintah Kota Semarang,'' katanya.

Agar suasana kunonya bisa lebih terasa, pihak pengelola juga menambahkan beberapa ornamen-ornamen serta aksesoris pajangan yang disesuaikan dengan bangunan bergaya Eropa ini. Ciri khas arsitektur Eropa bisa terlihat dari bentuk ruangan yang dirancang cukup tinggi sehingga sirkulasi udara tetap terjaga.
Untuk mempertahankan suasana jadul, pihak pengelola juga melengkapi dengan perabotan-perabotan antik khas tempo dulu. Seperti meja marmer, kursi rotan, sketsel kayu jati,  hingga lampu gantung. Lantai tegel dan eternit bercorak batik, juga masih dipertahankan. (KS)

Comments

  1. Permisi, kalau boleh tahu, informasi mengenai tahun berdirinya bangunan hotel ini didapatkan dari mana ya? Apakah dari narasumber di lokasi bangunan hotel tersebut atau terdapat catatan sejarahnya? Kebetulan saya sedang mengerjakan penelitian skripsi mengenai objek objek bersejarah, termasuk bangunan pada masa peninggalan kolonial, dan membutuhkan informasi mengenai tahun berdirinya bangunan tersebut. Mohon bantuannya untuk menjawab pertanyaan ini,, terimakasih..

    ReplyDelete

Post a Comment