Di negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak kerja
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berjanji...
LAGU berjudul Darah Juang yang biasa dinyanyikan para mahasiswa saat menggelar aksi demonstrasi membahana di depan aula IAIN Salatiga, Jalan Tentara Pelajar, di sela-sela Sarasehan dan Temu Alumni yang dihadiri Menteri Ketenagakerjaan, Muhammad Hanif Dhakiri, Sabtu (28/2/2015) siang.
Lagu yang dinyanyikan ratusan alumni dan para mahasiswa itu tidak dalam rangka menuntut kebijakan atau mengkritisi kampus yang tidak berpihak mahasiswa. Tetapi, lagu yang dinyanyikan itu untuk membangkitkan semangat para mahasiswa, alumni sekaligus mengingat kembali masa-masa Hanif Dhakiri saat memimpin aksi demonstrasi ketika kuliah di kampus itu pada 1991 hingga 1996.
Hanif Dhakiri merupakan lulusan Jurusan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah saat IAIN Salatiga masih berstatus sebagai Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Dihadapan ratusan alumni, mahasiswa dan para dosen, Hanif mengaku, kampus IAIN Salatiga adalah kampus yang paling penting dalam perjalanan hidupnya.
Di kampus itu, ia mengenal politik, mengenal banyak orang, mengenal pemikiran keislaman dan perkembangan pemikiran lainnya. Ia pun berharap, ke depan, IAIN Salatiga yang status sebelumnya adalah STAIN Salatiga, dapat berkembang dan berkontribusi bagi bangsa dan negara.
''Saya juga mengenal cinta di kampus ini. Dulu, saat saya berlatih memanjat pohon dengan tali, melihat seorang mahasiswi baru. Boleh juga ini, pikir saya. Marifah atau Ifah ini adik kelas saya, Jurusan Bahasa Arab tahun 1992, kelahiran Banyumas. Pulang kuliah, saya sering mengantar dia jalan kaki dari kampus ke kosnya di Cabean. Namanya cinta ya harus berkorban,'' tuturnya disambut tawa dan tepuk tangan.
Hanif yang pernah aktif di UKM Teater Getar, LPM DinamikA, pecinta alam Mittapasa, Racana Pramuka, Musik, HMJ maupun organisasi ektra kampus, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat dan Cabang Salatiga itu berpesan kepada para mahasiswa, selain kuliah harus ikut organisasi intra maupun ektra.
''Jangan ragu-ragu untuk untuk ikut organisasi. Sebagai mahasiswa aktifitasnya jangan terbatas kos kampus saja. Kalau terbatas, dunia kedepannya akan sempit. Kuliah tetap wajib, tetapi sunnah-nya aktif di organisasi. Jangan harap selesai kuliah langsung jadi guru atau PNS,'' tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Hanif juga mengucapkan terimakasih kepada IAIN Salatiga yang telah membentuk karakter dan kepribadiannya hingga mendapat amanah untuk menjadi Menteri Ketenagakerjaan.
Usai memberi motivasi dan bercerita saat kuliah, Hanif berkeliling ke ruang UKM yang dahulu pernah ia tiduri dan menyapa para aktifis didampingi Rektor IAIN Salatiga, Rahmat Hariyadi, para dosen dan menyempatkan diri untuk berfoto bersama para mahasiswa yang saat ini aktif di beberapa UKM kampus itu. (MS)
Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak kerja
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berjanji...
LAGU berjudul Darah Juang yang biasa dinyanyikan para mahasiswa saat menggelar aksi demonstrasi membahana di depan aula IAIN Salatiga, Jalan Tentara Pelajar, di sela-sela Sarasehan dan Temu Alumni yang dihadiri Menteri Ketenagakerjaan, Muhammad Hanif Dhakiri, Sabtu (28/2/2015) siang.
Lagu yang dinyanyikan ratusan alumni dan para mahasiswa itu tidak dalam rangka menuntut kebijakan atau mengkritisi kampus yang tidak berpihak mahasiswa. Tetapi, lagu yang dinyanyikan itu untuk membangkitkan semangat para mahasiswa, alumni sekaligus mengingat kembali masa-masa Hanif Dhakiri saat memimpin aksi demonstrasi ketika kuliah di kampus itu pada 1991 hingga 1996.
Hanif Dhakiri merupakan lulusan Jurusan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah saat IAIN Salatiga masih berstatus sebagai Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Dihadapan ratusan alumni, mahasiswa dan para dosen, Hanif mengaku, kampus IAIN Salatiga adalah kampus yang paling penting dalam perjalanan hidupnya.
Di kampus itu, ia mengenal politik, mengenal banyak orang, mengenal pemikiran keislaman dan perkembangan pemikiran lainnya. Ia pun berharap, ke depan, IAIN Salatiga yang status sebelumnya adalah STAIN Salatiga, dapat berkembang dan berkontribusi bagi bangsa dan negara.
''Saya juga mengenal cinta di kampus ini. Dulu, saat saya berlatih memanjat pohon dengan tali, melihat seorang mahasiswi baru. Boleh juga ini, pikir saya. Marifah atau Ifah ini adik kelas saya, Jurusan Bahasa Arab tahun 1992, kelahiran Banyumas. Pulang kuliah, saya sering mengantar dia jalan kaki dari kampus ke kosnya di Cabean. Namanya cinta ya harus berkorban,'' tuturnya disambut tawa dan tepuk tangan.
Hanif yang pernah aktif di UKM Teater Getar, LPM DinamikA, pecinta alam Mittapasa, Racana Pramuka, Musik, HMJ maupun organisasi ektra kampus, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat dan Cabang Salatiga itu berpesan kepada para mahasiswa, selain kuliah harus ikut organisasi intra maupun ektra.
''Jangan ragu-ragu untuk untuk ikut organisasi. Sebagai mahasiswa aktifitasnya jangan terbatas kos kampus saja. Kalau terbatas, dunia kedepannya akan sempit. Kuliah tetap wajib, tetapi sunnah-nya aktif di organisasi. Jangan harap selesai kuliah langsung jadi guru atau PNS,'' tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Hanif juga mengucapkan terimakasih kepada IAIN Salatiga yang telah membentuk karakter dan kepribadiannya hingga mendapat amanah untuk menjadi Menteri Ketenagakerjaan.
Usai memberi motivasi dan bercerita saat kuliah, Hanif berkeliling ke ruang UKM yang dahulu pernah ia tiduri dan menyapa para aktifis didampingi Rektor IAIN Salatiga, Rahmat Hariyadi, para dosen dan menyempatkan diri untuk berfoto bersama para mahasiswa yang saat ini aktif di beberapa UKM kampus itu. (MS)
Comments
Post a Comment