Jalan-jalan ke Katoomba New South Wales Australia (1)

Three Sister dan "Meja Tuhan" di Blue Mountain 

Brrr... Dingin pun menusuk tulang. Meski sinar matahari begitu terik, mayoritas pengunjung berkata sama dan hanya satu kata, dingin. Sembilan derajat, suhu cuaca siang pekan lalu.
Perjalanan dari Sydney Central menuju Katoomba memakan waktu sekitar 2 jam melintasi desa-desa kecil yang indah dengan rumah-rumah khas bergaya kuno. Pemandangan ini terlihat saat bus yang membawa saya melintasi Nepean River menuju Emu Plains dan mulai masuk area Blue Mountain.
Dari situ, sekilas desa-desa kecil yang membentuk Kota Blue Mountains dimulai dari Glenbrook memanjang sampai Bathurst. Kebanyakan bangunan dan suasananya bergaya kuno yang seolah-olah waktu berhenti berputar di daerah ini. Sebenarnya hal tersebut tidaklah mengherankan karena Blue Mountain City Council selalu berusaha menjaga ciri khas kota-kotanya.

Dari makalah tentang Development Control Plan di daerah Katoomba yang berisi pedoman pembangunan bagi warga kota, pedomannya sangat mendetail mulai dari bentuk bangunan, desain luar baik cat ataupun bahan bahkan sampai pada tinggi bangunan pun diatur dalam pedoman tersebut.
''Jadi orang tidak bisa sembarangan membangun atau memugar. Sebagai contoh  bangunan di sepanjang Lurline dan Katoomba Street harus memiliki beranda kayu (sebuah elemen penting bagi bangunan abad ke 19) sedangkan di Kedumba Emporium dinding bangunan tidak boleh dicat putih atau warna gelap. Di daerah Pacific Drive dan Echo Point Road, luas bangunan tidak boleh melebihi 30 persen luas tanah dan halaman yang boleh dipaving tidak boleh lebih dari 10 persen,'' kata Stephen, salah satu staf di Scenic World.
Katoomba sendiri, terletak kurang lebih 1017 meter diatas permukaan laut, kota ini sejak dahulu menjadi tempat peristirahatan warga Sydney karena hawanya yang sejuk, kotanya yang tenang dan pemandangan alamnya yang luar biasa.
Tapi dulu sekali, Katoomba hanyalah sebuah desa kecil yang kemudian berkembang menjadi kota pertambangan batubara. Seiring dengan perkembangan tersebut orang juga semakin menyadari potensinya sebagai kota wisata sehingga sedikit demi sedikit dibangunlah hotel, jalur trekking, stasiun kereta dengan rute langsung dari Sydney.
Dan yang paling mengagumkan adalah dibangunnya "Giant Stairway" di Echo Point, semacam tangga turun sepanjang 300 meter dengan 800 anak tangga yang memungkinkan orang turun ke lembah Jamison Valley.
Sebuah bus yang membawa saya pun berhenti di Scenic World Blue Mountains. Untuk menikmati paket Scenic World, perlu merogoh kantong sebesar AU$ 30 dengan fasilitas Trolley Tours Hop and Off selama sehari, naik Scenic Railway, Scenic Walkway, Scenic Skyway dan Scenic Cableway.
Scenic Railway merupakan kereta berkapasitas 84 orang dengan jalur tercuram di dunia. Dengan kemiringan 52 derajat di jalur sepanjang 310 meter.
''Rasanya seru sekali naik kereta ini. Apalagi rutenya benar-benar alami, membelah hutan dan melewati jalur sempit Orphan Rock sehingga memberikan rasa yang berbeda dibanding naik roller coaster biasa,'' kata Anne, turis asal Washington, USA yang duduk berdampingan dengan saya.
Pada awalnya, jalur kereta ini dibangun untuk mengangkut batubara saat tambang-tambang di Jamison Valley masih aktif beroperasi pada 1880. Tapi dari 1928 sampai 1945 mulai dicoba untuk mengangkut penumpang walaupun hanya di akhir pekan.
Sejalan dengan ditutupnya tambang-tambang tersebut akhirnya sejak 1945 tempat ini menjadi obyek wisata permanen bagi turis. Sayang waktu tempuh dari atas ke bawah hanya empat menit, sehingga rasanya kurang puas.
Scenic Railway
Turun dari Scenic Railway, pengunjung bisa menuju arah kiri keluar dari area Scenic World untuk trekking sedikit ke arah Katoomba Falls Crossing. Di tempat itu, kita bisa merasakan sedikit lautan pohon di Jamison Valley dan bagian tengah dari air terjun Katoomba. Jalur trekkingnya masuk dalam kategori mudah karena mendatar dan lebar tapi hawanya dingin karena pepohonan rapat menutupi sinar matahari.
Katoomba Fallsnya begitu mengesankan. Saya sempat duduk dan makan di salah satu meja piknik yang tersedia. Sambil ditemani burung-burung liar yang tanpa takut makan kentang goreng yang saya bawa.
Atraksi kedua yaitu Scenic Walkway. Jalur trekking melingkar sejauh 2,8 kilometer ini semuanya ditutupi papan kayu sehingga memudahkan orang yang ingin jalan-jalan di dasar lembah Jamison Valley. Ada 3 jalur melingkar yang bisa dicoba. Jalur pertama dengan panjang 380 mt dengan durasi jalan 10 menit berawal dari stasiun akhir Scenic Railway ke stasiun bawah Scenic Cableway. Rute kedua, melewati jalur Lilipilli Link dengan durasi 30 menit dan rute ketiga melintasi Yellow Robin Link yang berdurasi 60 menit.
Di Yellow Robin ini terdapat Marangaroo Spring, sumber mata air alami pegunungan Blue Mountain, yang airnya bisa langsung diminum.
Narsis Dulu

Di awal rute, pengunjung akan melewati Coal Mine Exhibition, semacam ruang pamer yang mendokumentasikan sejarah pertambangan batubara di tempat ini. Berbentuk seperti museum di area terbuka, kita bisa belajar sedikit seluk beluk pertambangan dengan tehnologi kuno. Benda yang pertama kali dipajang adalah Mountain Devil, replika kereta yang dulu dipergunakan untuk mengangkut batubara dan penumpang keatas. Kereta ini merupakan cikal bakal dari Scenic Railway yang ada sekarang ini. Selain kereta juga terdapat replika kantor pertambangan dan alat-alat yang digunakan. Didepannya terdapat sebuah kereta perunggu lengkap dengan kuda, batubara dan pekerja tambangnya.
Scenic Walkway jalur pendek berakhir di Scenic Cableway Bottom Station. Scenic Cableway ini berupa kereta gantung berkapasitas 84 orang tanpa tempat duduk dengan lintasan sepanjang 545 mt yang membawa penumpangnya naik kembali menuju Scenic Wold Top Station.
Sesampai di stasiun semula, pengunjung menuju atraksi ke 4 yaitu Scenic Cinema yang tiket masuknya gratis bersamaan dengan pembelian tiket apa saja di Scenic World. Film yang diputar adalah film dokumenter tentang Blue Mountain dalam bentuk 3D.
Satu atraksi selanjutnya adalah Scenic Skyway, semacam kereta gantung dengan dasar kaca yang membawa penumpangnya melintasi jalur sejauh 720 meter menyeberang dari Scenic World menuju stasiun dekat Echo Point Lookout. Jalurnya hanya mendatar, tapi sensasi menyeberang jurang dari ketinggian 270 meter di atas tanah melintasi Katoomba Falls dan hutan dibawahnya mungkin tidak bisa terkatakan.

Echo point adalah tempat perhentian terakhir dari perjalanan. Setiap kunjungan ke Katoomba tidak afdol rasanya kalau belum mampir kesini. Terletak di ujung jalan Echo Point (perpanjangan dari Lurline St), tempat ini tidak hanya menawarkan pemandangan yang luar biasa. Tourist Centre-nya juga menyediakan semua peta dan informasi lengkap tentang Blue Mountain (walaupun ada beberapa petanya yang tidak gratis). Dari tempat ini kita bisa memandang bebas ke Three Sisters, Mount Solitary, dan Jamison Valley yang luas. Kalau di laut terhampar air dan pasir, kalau disini lautan pohon yang kita lihat. Bagaikan samudera pepohonan yang luas tak berdasar dan bertepi.
Persis di sebelah kiri Echo Point terdapat Three Sister, formasi jajaran tiga batu yang paling terkenal di dunia. Terbentuk karena kikisan angin dan hujan, puncak tertingginya bernama Meehni (922 m), Wimlah (918 m), dan  Gunnedoo (906 m). Sebenarnya dulu terdapat tujuh jajaran tapi sayang 4 diantaranya sudah runtuh karena erosi. Nun jauh di sebelah timur Three Sister terbentang Kings Tableland, sebuah tebing batu pasir mendatar sepeti "Meja Tuhan" yang membentang luas dari Wentworth Falls sampai Jamison Valley.  Kemudian persis di depannya terlihat Mount Solitary dan Ruined Castle dengan hamparan lautan pohon di kaki gunungnya.
Dari Echo Point ini, banyak sekali rute jalan kaki dengan berbagai jarak dan tingkat kesulitan. Yang paling ngetop dan ingin sekali saya coba adalah The Three Sisters Footpath. Rute sejauh 1,2 km pulang pergi ini membutuhkan waktu sekitar 45 menit kecepatan bule dengan tingkat kesulitan "Hard" (sulit) karena harus naik turun bagian atas dari Giant Stairway yang resmi dibuka sejak tahun 1932. Titik mulanya berada di dekat Echo Point Visitor Information Centre (cari tanda menuju Giant Stairway) dan berakhir di gua kecil yang berada di bagian dasar Meehni, salah satu tebing Three Sister. (MS)

Comments