Harapkan Keberuntungan, Kebahagiaan dan Keselamata

-Pesta 1000 Lampion di Sekolah Karangturi

SUARA gamelan yang mengiringi pentas wayang kulit dengan dalang Foe Jose Amadeus Krisna, siswa SMA Karangturi, berpadu dengan musik dan lagu-lagu Tionghoa membahana di Sekolah Karangturi Jl Raden Patah 182-192, Jumat (27/2/2015) malam.
Suasana Negeri Tirai Bambu di sekolah itu pun terlihat ketika saya memasuki arena sekolah yang dihias dengan gapura merah berhiaskan lampion dan pernak-pernik lainnya. Ratusan siswa mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA yang berbaur bersama orangtuanya pun mengenakan busana khas Tiongkok.
Lampion beragam bentuk dan warna menghias di seluruh sudut gedung. Apalagi ketika memasuki aula di lantai dua, ratusan lampion tergantung di atas ruangan yang disorot oleh lampu. Di tengah aula, sebuah pohon kering tergantung pula lampion dengan bentuk, ukuran dan warna yang beragam pula.
Pesta Lampion dan Perayaan Imlek 2566 Sekolah Karangturi, begitulah nama acara yang berlangsung cukup meriah itu. Beragam acara mulai dari pentas musik akustik, paduan suara, keroncong, tari balet, pemilihan koko dan cici, tari lampion, tari kipas, seni wushu, gambang semarang, english mini drama hingga melepas lampion ke udara digelar dan diikuti para siswa mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA.
''Lampion-lampion yang jumlahnya lebih dari 1000 ini juga buatan siswa mulai TK hingga SMA. Lampion menjadi simbol harapan, keselamatan, keberuntungan, kebahagiaan dan penerangan. Kegiatan ini juga mengajak para siswa, guru dan wali murid untuk menjunjung tinggi perbedaan. Karena, siswa di sekolah ini juga berasal dari beragam agama,'' tutur Ketua Umum Yayasan Pendidikan Nasional Karangturi, Harjanto Kusuma Halim, saat ditemui di sela-sela acara.
Menurutnya, kreasi dan kegiatan yang ditampilkan pada acara yang baru pertama kali digelar di sekolah itu juga untuk mengeksplorasi bakat para siswa. Dengan semangat multikulturalisme yang ada di sekolah, Harjanto juga berharap akan membawa harapan yang lebih baik.
Ketua Panitia Pesta Lampion, Andy Hermawan juga menambahkan, kegiatan itu bukan sekedar pesta, tetapi menjadi wujud semangat kekeluargaan warga Karangturi. Karena, selain para siswa dan orangtua, warga di sekitar sekolah pun juga diundang untuk meramaikan acara itu. Kolaborasi seni Tionghoa dan wayang, keroncong dan gambang Semarang yang digelar juga menjadi akulturasi budaya yang harus diwujudkan.
''Apalagi, menyambut penerimaan siswa baru dan tahun kambing kayu ini, kami bersyukur, Sekolah Karangturi akan menempati gedung baru di Graha Padma. Harapan kami, sekolah ini menjadi lebih baik,'' katanya. (MS)

Comments